GambarSukra Kliwon Tolu, pada pawukon ini anak saya I Putu Teja Paramarta genap berumur 210 hari, sehingga bertepatan dengan pawukon kelahirannya diadakan upacara satu oton atau yang disebut dengan otonan. Pelaksanaan upacara otonan kali ini dilaksanakan di desa kelahiran saya di desa Sibetan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem. Otonan kali ini dirangkaikan dengan upacara potong rambut dan upacara ngenteg ke tanah.

Persiapan sesajen untuk otonan sudah dibuat seminggu sebelum otonan, bebantenan di buat oleh ibu saya sendiri bersama anggota keluarga dekat, sedangkan persiapan tempat dan kurban, seperti caru dan babi guling disiapkan sehari sebelum otonan oleh anggota keluarga lanang terdekat. Rangkaian upacara otonan yang saya persiapkan cukup sederhana yang intinya agar prosesi berjalan lancar dan upacara prasida puput sida sidaning don (setelah upacara semua doa terpenuhi).

Otonan menurut sumber dari babadbali.com bertujuan agar segala keburukan dan kesalahan kesalahan yang mungkin di bawa oleh si bayi dan semasa hidupnya terdahulu dapat dikurangi atau ditebus, sehingga kehidupan yang sekarang benar-benar merupakan kesempatan untuk memperbaiki serta meningkatkan diri untuk mencapai kehidupan yang sempurna.

Menjelang pagi tanggal 20 Juli 2012, ayah saya sudah mengatur tempat bebanten di merajan, dan menyiapkan tempat ida sri empu yang akan memuput acara, selain itu juga disiapkan pecaruan dan perlengkapan otonan si bayi, seperti sangkar, tempayan air yang berisi lindung, dan jan dari batang tebu serta banten sambutan dalam sebuah meja yang di letakkan di natah di luar pamerajan. Otonan kali ini di puput oleh Ida Sri Mpu Paramadaksa Nata dari geria wates, kec. Selat, Kab. Karangasem. Pukul 09.00 wita Ida Sri Mpu sudah mulai menguncarkan weda-weda yang diiringi dengan suara genta, pemangku pengayah dan bawati mulai menghaturkan persembahan dan melakukan pengayah-ayah, setelah melakukan pembersihan dipekarangan barulah upacara otonan dimulai dengan yang pertama natab byakala kepada sibayi yang didampingi ayah(penulis sendiri) dan ibunya, setelah itu natab banten durmanggala untuk pembersihan badan, yang terakhir natab banten prastista dengan ngayab ke atas, setelah melakukan pembersihan barulah bayi bibir bayi, utamanya pada gusinya diolesi air kelapa yang bertujuan agar cepat tumbuh gigi, dilanjutkan dengan natab banten sambutan, kemudian megogo-gogoan, menek jan, dilanjutkan dengan mekekeh dimana tubuh si bayi ditutupi sangkar ayam diiringi dengan ngeburang siap( melepas ayam). Sesudah selesai dinatah lalu bayi diajak ngeranjing ke pamerajan untuk upacara memakai gelang tangan, kaki dan memakai kalung emas, yang memiliki tujuan mengenalkan barang-barang tambang dari sejak dini kepada bayi. Ida sri Mpu istri melanjutkan upacara mekutang bok( potong rambut) untuk pertama kalinya yang bertujuan untuk membersihkan ubun-ubun(ciwa dwara). Untuk ini diadakan juga upacara turun tanah atau ngenteg ke tanah yang diinjakkan untuk pertama kalinya yang diberi gambar bedawang nala sebagai lambang dasar dunia, yang intinya memohon ijin kepada ibu pertiwi untuk menginjakkan kaki di bumi, selain juga memohon kehadapan ibu pertiwi agar ikut mengasuh si bayi sehingga sibayi tidak mendapat kesulitan, selamat dan tumbuh dengan sempurna. Setelah diberikan pelukatan oleh Ida Sri, barulah sembahyang bersama yang diikuti keluarga kehadapan Hyang Parama Kawi. Acara terakhir adalah natab banten otonan yang berisi guling.

Dibawah ini saya tampilkan gambar-gambar uapacara otonan yang berhasil ditangkap dengan kamera ponsel, mulai dari awal sampai dengan akhir pelaksanaan. semoga bermanfaat.

Rangkaian upacara otonan kali ini cukup sederhana, setelah keluarga saya menghantar Ida Sri Mpu kembali ke geria wates, dilanjutkan dengan upacara Homa Yadnya yaitu Agni hotra yang dipimpin oleh hotri dan pandita dari dusun telaga yang kebetulan juga seorang kepala desa Sibetan. Agni Hotra sebagai lanjutan upacara otonan yang bertujuan agar upacara ini menjadi lebih sempurna,  memohon kepada Sang Hyang Agni agar si bayi tumbuh dewasa menjadi anak yang sehat dan berbakti kepada orang tua. Setelah upacara agni hotra, keluarga kami melebar banten caru, dan nglayub banten serta guling, yang akan di bagikan kepada seluruh anggota keluarga. Seluruh keluarga yang datang menyaksikan jalannya upacara menikmati hidangan baik makanan berupa buah dan daging babi guling yang dinikmati bersama-sama. Inilah gambaran pelaksanaan otonan Putu Teja Paramarta. Kami atas nama keluarga mohon maaf lahir dan batin atas kekurangan pelaksanaan upacara ini, kepada semua pembaca blog ini kami mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenaan, dan kami juga mohon saran serta kritikan  agar blog ini lebih sempurna lagi.


2 tanggapan untuk “Upacara Satu Oton”

  1. pandewimbawati Avatar

    slamat buat anaku teja smoga menjadi anak pintar, berbakti pd org tua, sukses selalu, slamet seger rahayu wuat kawat mbalung besi.

  2. Made Sudarma Avatar

    Ini baru ajeng bali,,,, maju terus,,,,,

Tinggalkan komentar